Sejarah sosial
Masyarakat pada dasarnya merupakan kumpulan individu-individu yang membangun suatu struktur. Struktur secara sosiologis dapat berubah. Ada yang berubah karena interaksi dari dalam dan ada pula yang berubah karena adanya interaksi dari luar. Perubahan struktur di dalam masyarakat inilah yang merupakan kajian penting dalam sejarah sosial. Sehingga sejarah sosial dapat pula disebut sebagai sejarah masyarakat atau sejarah struktur.
Pada mulanya, sejarah sosial lahir sebagai respon terhadap penulisan sejarah yang konvensional. Sejarah konvensional yang dimaksud adalah sejarah yang hanya menekankan orang-orang besar saja seperti para raja atau penguasa. Penulisan sejarah yang konvensional memberikan kesan seolah-olah sejarah adalah milik orang-orang besar saja. Respon terhadap sejarah konvensional tersebut kemudian melahirkan sejarah “orang-orang kecil”.
Orang-orang kecil yang dimaksud seperti petani, buruh, rakyat kecil, dan kelompok-kelompok marginal lainnya. Dalam hal ini, peran-peran yang dilakukan oleh orang-orang kecil harus menjadi kajian sejarah. Kajian inilah yang pertama kali menjadi fokus penulisan sejarah sosial.
Kehidupan buruh di perkebunan pada zaman penjajahan merupakan salah satu tema yang dapat dijadikan penulisan sejarah sosial. Buruh dapat dilihat sebagai suatu masyarakat yang terstruktur. Bahkan kehidupan di perkebunan menunjukkan adanya suatu struktur masyarakat, ada pemilik perkebunan sebagai penguasa, pejabat perkebunan, dan buruh.
Kajian yang bisa kita lakukan dengan sejarah buruh di perkebunan yaitu bagaimana latar belakang lahirnya kaum buruh di perkebunan, bagaimana kehidupan sehari-hari kaum buruh, bagaimana hubungan antara buruh dengan pejabat dan pemilik perkebunan, bagaimana kebijakan pemilik perkebunan atau pemerintah terhadap kesejahteraan kaum buruh, bagaimana reaksi kaum buruh terhadap kebijakan pemilik
perkebunan atau pemerintah, apakah ada gejolak dalam kehidupan kaum buruh, faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya gejolak tersebut, dan faktor-faktor lainnya.