Sejarah Militer
Dalam banyak catatan sejarah dunia, perang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perilaku manusia. Kajian tentang perang merupakan bagian penting dari sejarah militer. Di dalam sejarah militer, bisa dikaji strategi yang digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, dan senjata yang digunakan. Penulisan sejarah militer sesungguhnya tidak hanya melihat aspek politik dari militer itu sendiri. Perang dapat pula menjadi budaya pada suatu masyarakat tertentu. Dengan pemahaman seperti ini, maka dalam menulis sejarah militer bisa dilihat dari aspek budaya.
Dalam sejarah Indonesia, sejarah militer merupakan tema yang cukup banyak untuk ditulis. Misalnya periode kedatangan VOC. Kegiatan VOC ketika berada di Indonesia tidak lepas dari peperangan. Sebagai kongsi dagang, VOC memiliki kewenangan untuk memerangi lawan-lawannya. Bagaimana VOC dengan cara berperang mampu menguasai dan menjajah Indonesia. Dari sejarah militer tentang VOC, kita bisa dengan mudah mengetahui bagaimana awalnya penjajahan Barat di Indonesia. Mengapa VOC yang berasal dari negeri yang cukup jauh dan dapat menguasai wilayah Indonesia yang sangat luas?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita harus memperhatikan teknologi dan strategi perang yang dimiliki oleh VOC. VOC memiliki kapal- kapal yang cukup besar yang dilengkapi dengan persenjataan yang cukup maju pada saat itu. Teknologi pelayaran dan perang yang dimiliki oleh VOC jauh lebih maju dibandingkan dengan teknologi yang dimiliki orang pribumi. Perdagangan yang dilakukan oleh VOC adalah perdagangan sambil berperang. Dengan cara seperti ini, VOC mampu menguasai wilayah lautan di Nusantara pada saat itu dan menjajah Indonesia.
Dalam mempelajari sejarah perang, perhatian kita bukan hanya pada persenjataan saja. Perang dapat berhasil harus didukung oleh faktor-faktor lainnya seperti dukungan logistik. Contoh hal ini bisa kita lihat dalam perang antara Mataram dengan VOC. Sultan Agung sebagai raja Mataram mengirimkan pasukannya ke Batavia (Jakarta). Dalam melakukan perang dengan VOC, Mataram ternyata mengalami kekalahan. VOC berhasil membakar gudang persediaan makanan pasukan Mataram di daerah Krawang. Dengan cara seperti ini, bantuan logistik pasukan Mataram menjadi lemah.
Pada masa penjajahan Belanda selama periode berikutnya, peperangan banyak terjadi, seperti perlawanan-perlawanan di beberapa daerah terhadap Belanda. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada saat itu dilakukan dengan cara berperang. Beberapa perang yang terjadi seperti Perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Paderi, Perang Banjarmasin, Perang Puputan di Bali, dan beberapa perang lainnya.
Di antara perang-perang tersebut, yang memakan waktu lama adalah Perang Aceh, bahkan pasukan Belanda pun banyak yang meninggal. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kegigihan rakyat Aceh dalam berperang melawan Belanda adalah ideologi yang begitu kuat tertanam dalam diri orang-orang Aceh. Ideologi yang dipegangnya adalah ideologi perang sabil.
Dalam ideologi ini perang adalah jalan untuk mencapai kemuliaan agama (Islam). Dengan contoh pada perang Aceh ini, maka sejarah perang harus pula menampilkan adanya ideologi yang dimiliki oleh pasukan yang berperang. Kekuatan perang ternyata bukan hanya terletak pada kekuatan teknologi persenjataan yang dimilikinya, tetapi juga ideologi yang dianut oleh pasukan yang berperang.