Menulis Sejarah Keluarga
Sejarah keluarga menarik untuk ditulis menjadi suatu karya sejarah. Dalam penulisannya sudah barang tentu harus menjadi suatu karya ilmiah. Bukanlah suatu cerita yang bersifat narasi belaka. Agar tulisan itu menarik, maka seorang penulis sejarah terlebih dahulu memahami batasan keluarga. Secara sosilogis keluarga merupakan ikatan terkecil dari bentuk masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu-individu. Individu-individu yang ada dalam keluarga minimal ayah, ibu, dan anak.
Sebagaimana telah dikemukakan, keluarga adalah ruang lingkup terkecil dari suatu masyarakat. Dalam keluarga terdapat individu-individu yang saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukan oleh mereka menunjukkan berbagi perilaku yang beragam. Perilaku-perilaku individu tersebut dapat menjadi kajian bidang ilmu sosial khususnya seperti antropologi, sosiologi, politik, ekonomi, dan lain-lain. Secara mikro, keluarga merupakan suatu bangunan struktur. Struktur dalam penelitian sejarah dapat dilihat sebagai sesuatu yang berubah. Dengan demikian, penulisan sejarah keluarga dapat dilihat dari berbagai pendekatan.
Pendekatan yang dilakukan dalam menulis sejarah keluarga tergantung pada batasan ilmu yang digunakan. Sebagaimana telah dikemukakan, keluarga secara sosilogis adalah sebuah bentuk terkecil dari masyarakat yang dapat membentuk suatu struktur. Sebagai suatu struktur, maka keluarga dapat membangun suatu perubahan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Misalnya kita akan menulis sejarah asal usul suatu daerah, maka kita dapat melihat asal-usul keluarga yang berpengaruh pada daerah tersebut.
Selain pendekatan sosilogis, penulisan sejarah keluarga bisa dilihat pula dari pendekatan antropologi. Dalam pendekatan ini, biasanya lebih mementingkan aspek budaya. Misalnya kita menulis sejarah keluarga dengan cara melihat nilai-nilai apa yang yang ditanamkan oleh keluarga tersebut. Sebuah keluarga yang berasal dari lingkungan santri sudah barang tentu akan berbeda dengan yang bukan dari kalangan santri, dalam hal nilai-nilai yang ditanamkan di keluarga.
Aspek budaya ini dapat kita kaji dari segi perilaku. Misalnya kita ingin melihat peran politik yang dimainkan oleh keluarga tersebut. Kalau keluarga yang berasal dari kalangan santri mungkin dalam peran politik yang dilakukan lebih banyak diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan. Dengan demikian, pendekatan antropologi dan politik dapat dilakukan dalam penulisan sejarah keluarga.
Pendekatan ekonomi pun dapat dilakukan dalam menulis sejarah keluarga. Keluarga dalam konteks ini bisa dilihat sebagai unit ekonomi. Dalam sebuah keluarga, terdapat hubungan individu-individu yang membentuk suatu jaringan.
Jaringan yang dibangun dapat menjadi suatu jaringan ekonomi. Bahkan jaringan tersebut dapat meluas, dari suatu ruang lingkup keluarga kecil menjadi ruang lingkup keluarga yang besar. Bahkan jaringan ini membentuk suatu daerah. Misalnya dalam sebuah kampung pengrajin terdapat ikatan-ikatan keluarga di antara sesama pengrajin. Sejarah ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari perilaku ekonomi yang ditanamkan dalam keluarga. Pengkajian seperti ini akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian tumbuh dengan baik pada daerah tersebut.